PRESS RELEASE TILIK ISU #1 2022

PRESS RELEASE TILIK ISU #1 2022

“Hari Bumi”

Tilik Isu merupakan wadah diskusi bagi mahasiswa FKH UGM yang diselenggarakan oleh Departemen Aksi dan Propaganda BEM FKH UGM sebagai sarana efektif dalam penyebaran informasi isu-isu terhangat yang ada di masyarakat. Dengan adanya kegiatan ini, mahasiswa FKH UGM dapat berdiskusi dan bertukar pendapat juga informasi dari isu yang diangkat di setiap kegiatan Tilik Isu ini. Tilik Isu yang pertama diadakan pada 23 April 2022 yang mengangkat tema “Earth Day” yang diperingati tanggal 22 April 2022 setiap tahunnya dan dihadiri oleh 38 mahasiswa. Kegiatan ini diadakan pukul 20.30 – 22.00 WIB.

Diskusi dimulai dengan topik latar belakang pentingnya Hari Bumi. Sebagian besar mahasiswa yang ikut dalam diskusi tersebut menyatakan bahwa mahasiswa sebagai agent of change. Semua gerakan perubahan berawal dari kita sendiri dengan menumbuhkan kesadaran dan juga peduli pada bumi yang kita tinggali agar semua mahluk hidup dapat hidup nyaman serta memiliki hubungan timbal balik dengan baik.

Diskusi berlanjut juga pada beberapa berita yang menjadi headline beberapa waktu lalu seperti banyak terjadi gagal panen, kelangkaan air, dan juga naiknya suhu bumi secara drastis. Kami sebagai calon dokter hewan ikut bertukar pendapat terkait hewan yang sulit untuk beradaptasi pada perubahan iklim. Banyak ditemukan hewan-hewan yang mati akibat masalah tersebut, selain itu sampah yang berpuluh-puluh tahun menumpuk dan akhirnya dibuang ke laut juga menyebabkan ikan-ikan bahkan seekor pinguin mati karena memakan limbah yang mereka kira adalah makanan. Di samping itu, mahasiswa mengetahui keberadaan kampanye tentang penggunaan plastik, serta NGO seperti Green Peace, Zero Waste, dan lain sebagainya. Walaupun kita tahu keberadaanya, tetapi jika kita sendiri tidak bertindak maka hasilnya akan sama saja, begitulah jawaban-jawaban yang kami diskusikan.

Pemantik diskusi selanjutnya yaitu “apa yang akan terjadi di masa depan?”. Terdapat berbagai macam tanggapan diantaranya kelangkaan air akan memicu konflik antar manusia, kekurangan pangan akan memicu terhambatnya pertumbuhan ekonomi dan yang sangat berkaitan dengan pekerjaan dokter hewan adalah akan munculnya penyakit baru yang disebabkan oleh bakteri dan juga virus yang terperangkap di dalam es bila pemanasan global terus meningkat.

Pemantik diskusi terakhir adalah langkah-langkah kecil yang manusia yang saat ini bisa dilakukan antara lain seperti Toyagama atau bus yang baru-baru ini diluncurkan oleh UGM yaitu bus yang setiap harinya berkeliling di sekitar UGM untuk memudahkan akomodasi di sekitar UGM itu sendiri. Sebelum adanya Tayogama, sepeda kampus pun sudah diberlakukan, tetapi Toyagama ini digunakan untuk mengefisienkan waktu. Selain itu, penggunaan alat-alat elektronik yang saat ini sedang trend yaitu airfryer pun menarik di bahas di diskusi kali ini. Indonesia di bulan Maret tahun ini menurut BMKG merupakan “anomali sensitif”. Anomali itu merupakan suhu tertinggi ke-9 sepanjang periode, salah satunya seperti pemakain airfryer, kulkas, itu termasuk salah satu yang akan mengurangi lapisan ozon di bumi dan menyebabkan global warming, sebenarnya teknologi semacam itu normal dan dapat mengefisien waktu, tetapi kita perlu mengetahui batas pemakaiannya.

Di akhir acara, anggota Departemen Aksi dan Propaganda mengirimkan google form kepuasan, serta kritik dan juga saran terkait kegiatan Tilik Isu yang pertama ini. Sebagian besar responden merasa puas dan bisa mendapatkan informasi-informasi terkait bahasan yang didiskusikan. Kritik dan saran dari responden pula menyatakan kegiatan ini perlu diadakan kembali untuk meningkatkan kepedulian terhadap isu-isu yang sedang hangat dibicarakan dan perlu adanya kesiapan lebih untuk Departemen Aksi dan Propaganda dalam menyiapkan acara ini.

Tinggalkan sebuah komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.